Video KECERDASAN FINANSIAL DASAR
Sahabat sahabat di grup Bimbingan BEST HOPE, kita seringkali salah ketika melihat seseorang naik mobil Merci, atau melihat seorang dokter prakteknya ramai sekali. Kita merasa bahwa mereka orang kaya dan kehidupan mereka senang senang terus. Tetapi percayalah, mereka juga melihat Anda dengan rasa iri. “Senang ya bapak itu sore bisa mancing ditepi sungai Jagir di Wonokromo, sore bisa pulang dan bercengkerama dengan anak anak”. Karena mereka tidak bisa melakukan semua itu. Mengapa begitu ? Karena saya pernah berada disana. Menjual hampir semua waktu yg saya miliki sehingga tidak sempat mancing atau bercengkerama dgn keluarga. Sebagian besar waktu digunakan utk mencari uang krn nilai waktunya mahal. Kehidupan yg mewah harus ditebus dengan kesibukan yg tiada henti.
Sekarang sudah berbeda. Sejak bebas finansial dan waktu serta berhenti praktek 17 Agustus 2005 yang lalu, pikiran saya terbagi kalau melihat orang yg naik mobil mewah, atau memiliki rumah besar. Sy lihat dulu darimana dia mendapat semua itu ? Jika untuk mempertahankan itu dia harus bekerja super keras, maka dia termasuk orang miskin. Jika dia sdh tidak bekerja lagi dan uangnya datang terus sehingga bisa memiliki kehidupan seperti itu, berarti dia memang orang kaya.
Utk memahami apa yg saya ceritakan, sahabat harus tahu dulu apa itu aset, apa itu beban, apa definisi kaya, apa itu definisi miskin. Tentunya dilihat dari sudut pandang keuangan, bukan sudut pandang agama atau filsafat karena bisa berbeda.
Untuk itu silahkan melihat video Kecerdasan Finansial Dasar untuk belajar tentang :
Baiklah sahabat, saya berharap video itu bisa membuat sahabat nantinya bisa memanfaatkan uang yg diperoleh benar benar utk membuat sahabat makmur dan sejahtera.
.Salam Sukses (Sigit & Wati) 

Video PENERAPAN KECERDASAN FINANCIAL
Kecerdasan finansial itu hanyalah pengetahuan. Tanpa diterapkan, pengetahuan tidak memiliki banyak arti. Apalagi di bidang keuangan, salah satu bidang dimana kita sepenuhnya dikuasai oleh bawah sadar. Perlu upaya yg sangat keras dan lingkungan yang mendukung untuk mengaplikasikan sebuah perubahan. Sangat jarang orang mau berubah, apalagi yg sekarang kehidupannya sudah dianggap nyaman, meskipun sebenarnya hanya nyaman dan aman untuk dirinya, tidak untuk keluarganya.
Ada 3 langkah dalam menerapkan kecerdasan finansial :
Ketiga langkah diatas sangat emosional dan sukar dilakukan sendiri karena ketiganya berlawanan dengan pendidikan yg kita terima sejak kecil.
Saya sudah tahu kecerdasan finansial ini dari buku Robert T Kiyosaki pada tahun 2000, tetapi baru bisa melakukan awal tahun 2004 ketika ada mentor. Dengan dibimbing mentor, saya bisa selamat melampaui semua itu, saya bisa bebas dari kewajiban bekerja mencari nafkah.
Jika Anda cerdas finansial, maka yang terjadi adalah:
Kemarin sy posting ttg 4 bidang yg kita benar benar dikuasai oleh pikiran bawah sadar. Logika apapun tidak jalan jika bertemu dgn pendapat yg berbeda di 4 bidang tersebut, yaitu SEX, AGAMA, POLITIK dan KEUANGAN. Di 4 bidang itu kita selalu merasa paling benar. Tanduk kita akan keluar kalau ada pendapat yg berbeda dgn yg kita yakini.
Hari hari terakhir ini kita sdh membuktikan di medsos manapun ttg kasus Rohingya dan Palestina. Setiap orang berpendapat sesuai dgn keyakinannya masing masing. Disini menyatu 2 hal di agama dan politik. Kalau toh yg di bawah tidak begitu, para tokoh diatas begitu, dan anggotanya yg dibawah ikut secara membuta krn memang sudah seharusnya begitu, sami’na wa atana.
Saya terkadang iseng utk mengetes pendapat ttg 4 bidang itu. Saya lontarkan pendapat yg berlawanan ttg Rohingya atau Palestina. Benar juga, banyak yg tanduknya keluar. Bahkan mungkin ada yg sdh siap keluar dari grup dan mengeluarkan saya dari daftar guru.
Moga moga tidak ada yg begitu krn itu hanya tes atas keingintahuan saya. Saya sendiri nyaris tidak punya pendapat apa apa tentang dua hal itu karena bagi saya semua kejadian di dunia ini netral. Kita saja yg menilai ini positif negatif berdasarkan program pikiran bawah sadar kita. Semua kejadian saat ini tidak bisa dinilai karena memang belum selesai. Hal yg jelek bisa jadi awal dari sesuatu yg sangat baik. Tsunami yang meluluh lantakkan Aceh, justru membawa kedamaian bagi rakyat Aceh dari konflik berkepanjangan. Begitu pula hal yg menyenangkan, bisa juga awal dari hal yg akan menyusahkan. Hanya Tuhan yg tahu apa yg sebenarnya terjadi dan yg akan terjadi. Kita hanya bisa sebatas menafsirkan berdasarkan apa yg kita dengar, lihat dan rasakan. Dan tafsir setiap orang biasanya berbeda tergantung pikiran masing masing.
OK, lupakan soal agama dan politik karena masing masing tidak akan pernah ketemu, kecuali sesama satu pihak.
Kita kembali ke masalah KEUANGAN. Ini juga salah satu bidang dimana kita dikuasai oleh bawah sadar karena menyangkut nilai nilai benar salah yg diajarkan orang tua dan lingkungan kita. Orang tua kita mengajarkan untuk BEKERJA KERAS MENCARI NAFKAH. Ternyata ilmu finansial yg benar adalah BEKERJA KERAS MEMBANGUN ASET, KEMUDIAN PENSIUN. Ini seperti bumi dan langit krn di pikiran bawah sadar kita, nilai nilai yg kita anggap benar adalah bekerja keras itu mulia, menganggur itu tercela, pensiun itu mati pelan pelan.
Kesimpulannya, meskipun pikiran sadar kita menerima kebenaran kebenaran tentang keuangan yg ada di materi WA ini. Apalagi sebagian pasti sdh pernah membaca atau mendengar dari pihak lain. Pikiran bawah sadar Anda masih akan menolaknya. Dia masih akan berpikir bahwa cara Anda inilah yg paling baik. Masih panjang jalannya untuk bisa memiliki pola pikir yg bisa membuat kita bebas finansial dan bebas waktu. Kalau memang kita menginginkan itu, atau keluar dari siklus yg dialami keluarga dan lingkungan kita dan membentuk siklus baru di keluarga kita. Yaitu berbuat lebih banyak untuk orang lain karena kita sudah selesai dengan diri dan keluarga kita.
Saya percaya Anda bisa melakukan itu. Kita adalah makhluk ciptaan Tuhan yg paling sempurna. Tinggal kita berani apa tidak mengambil keputusan. Kemudian berjalan melewati jalan yg lurus ke arah mereka yg sudah mendapat rahmad Nya dgn memiliki kehidupan yg seimbang di 6 bidang yaitu keuangan, keluarga, sosial, kesehatan, mental dan spiritual.
Saya tahu tempat mereka dan saya bisa menunjukkannya kepada Anda. Kalau Anda mau karena itu juga pilihan atau CHOICE. 

Audio Empat Bidang Sakral 
Di seluruh dunia, pendidikan formal ditujukan untuk mendapatkan tenaga – tenaga terampil untuk bekerja di pemerintahan maupun swasta. Bahkan pendidikan bisnispun bukan melatih mereka untuk berbisnis sendiri. Tetapi melatih mereka untuk menjalankan bisnis orang lain. Alias menjadi pegawai.
Dengan kata lain, kita hanya diajari cara memperoleh uang. Cara yang diajarkanpun hanyalah sebagian cara saja. Yaitu hanya 1/10 dari cara sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Beliau mengatakan bahwa 9 dari 10 pintu rejeki ada di bisnis (perdagangan).
Bayangkan dampaknya, kita hanya diajari 10% dari jalan yang ada. Ditambah lagi tidak diajari bagaimana mengatur keuangannya setelah diperoleh. Kira-kira parah apa tidak akibatnya? Anda bisa merasakan sendiri akibatnya.
Saya saja merasakan, bekerja keras sebagai dokter kandungan dengan penghasilan besar. Tetapi semakin senior kerja saya semakin keras untuk bisa bertahan hidup. Waktu junior saya praktek 5 hari seminggu sore saja. Setelah senior, saya harus praktek 6 hari seminggu pagi dan sore. Artinya, sebenarnya saya membutuhkan uang lebih banyak, atau dengan kata lain saya semakin miskin. Coba nanti pelajari di definisi kaya dan miskin.
Sejak dahulu tidak ada satupun baik sekolah formal maupun informal yang mengajarkan bagaimana cara mengatur uang. Tetapi itu dulu, sekarang ada yaitu tempat dimana saya mempelajari semua ini. Sayangnya hanya sebagian saja yg bisa saya tularkan ke Anda. Selebihnya Anda perlu menggali sendiri di tempat saya belajar itu. Karena, saya sendiripun belum lulus sempurna.
Pengajaran yang salah fokus akibatnya ya begini ini:
Itulah 3 fakta yang menunjukkan bahwa : KECERDASAN FINANSIAL KITA RATA – RATA MASIH RENDAH.
Kita sudah sering salah sangka pada kondisi seseorang, bahkan kita sendiri. Jika dia punya rumah besar dan mobil mewah kita menyebutnya kaya. Jika dia hidup sederhana kita sebut miskin. Padahal belum tentu. Bisa saja dia hidup sederhana karena sedang menunda kenyamanan, sebuah kondisi yang menjadi prasyarat untuk bisa kaya. Kita memiliki uang tetapi tidak digunakan untuk hidup, melainkan digunakan untuk investasi.
Terkadang kita melihat seseorang yang tadinya hidup sederhana cenderung miskin, kemudian “mendadak” nampak kaya. Orang lain curiga dia pelihara tuyul atau makhluk gaib lain. Kalau saya melihatnya mungkin dia cerdas finansial. Melakukan proses menunda kenyamanan sampai investasinya berhasil. Setelah berhasil, barulah dia menggunakannya untuk membeli benda – benda yang disukainya.
Seseorang yang membeli benda benda yang bagus kemudian membayarnya dengan bekerja keras mencari uang, maka dia pasti orang miskin. Hidupnya sering stres meskipun jarang diakui.
Jadi, kalau Anda hidup mewah dengan penghasilan aktif, Anda adalah orang miskin. Semakin mewah kehidupan Anda, sebenarnya semakin miskin Anda. Meskipun karena ketidaktahuan Anda, seringkali Anda menolak kebenaran bidang keuangan ini. Tertutup oleh pandangan tetangga, saudara, teman dan siapapun di sekeliling Anda yang mengatakan ANDA KAYA. Seperti yg saya alami dulu.
Konon hiduplah seorang pemuda yg baru lulus kuliah dan sudah dapat pekerjaan. Pada saat kita masih muda, biasanya cashflow kita adalah cashflow orang miskin. Kita indekos, kemana-mana naik motor, uang selalu habis untuk rokok. Kalau punya uang mejeng dengan jie-sam-su. Kalau sedang bokek pakai rokok bola dunia.
Kemudian dapatlah pujaan hati. Seorang guru perempuan yang sudah mendapat tunjangan mengajar. Gaji besar, digabung menjadi tambah besar. Hidup seperti surga, gaji dua orang lebih dari cukup untuk hidup berdua di kos-kosan. Mulailah rasan-rasan utk membeli rumah sendiri. Apalagi mertua sanggup membayar uang muka.
Mulailah mereka hidup dengan beban cicilan. Tidak masalah, gaji berdua masih cukup. Kemudian si wanita hamil, dunia terasa lebih cerah lagi. Setelah lahir si bayi, pengeluaran untuk susu meningkat. Si pemuda mulai ambil lembur untuk mengatasi hal itu. Kemudian lahir bayi kedua. Diputuskan untuk ambil S2 supaya bisa jadi kepala sekolah. Setelah jadi kepala sekolah, tunjangan meningkat, malu kalau tidak pakai mobil. Mulai mencicil mobil. Beban tambah berat, si pemuda melamar pekerjaan baru, dapat dengan gaji naik 2x lipat. Wooow . .. dengan gaji sebesar itu, rumah jadi terasa sempit. Mereka memutuskan untuk pindah ke kompleks perumahan yang lebih besar. Akad kredit diperbarui, dan tiba-tiba terasa uang tidak cukup lagi untuk cicilan. Mereka mendirikan bisnis sampingan di rumah, dikelola adik.
Pemasukan bertambah dari bisnis itu. Rasanya butuh mobil kedua, supaya masing-masing bisa naik mobil sendiri- sendiri. Rumah juga diperluas. Akhirnya pemasukan pas lagi dengan pengeluaran, terkadang malah kurang sehingga harus buka kredit baru. Stress meningkat, sendok jatuh sudah bisa menjadi bahan pertengkaran. Accu mobil rusak sudah bisa jadi bahan saling menyalahkan karena pas belum ada uang untuk membelinya. Semakin hari hidup semakin seperti neraka. Ada uang milik komite yang dipegang kepala sekolah . . . emmm mungkin ini bisa jadi solusi sementara . . .?
Kebutuhan terus menerus bertambah. Cashflownya kadang ke kelas menengah, tapi lebih sering ke cashflow orang miskin. Uang seperti lewat begitu saja. Persis seperti mengisi ember bocor. Mereka seperti LARI DI ATAS TREADMILL, yang disebut hedonic treadmill atau treadmill kemewahan. Perasaan yang selalu ingin lebih dari sebelumnya. Saat pertama beli suzuki Carry, sudah bagus. Begitu ada Avanza, terasa ada yang kurang bagus dari si Carry. Gantilah Avanza. Seminggu atau sebulan terasa beda. Kemudian sama lagi dengan sebelumnya. Ketika dikenalkan kelas yg lebih tinggi yaitu Innova, mulai berpikir: “Pasti keren ya kalau pakai Innova. Sudah pantas kok kami pakai inova”. Dan belilah mereka inova. Nambah – nambah beban terus. MEREKA LUPA MEMBANGUN ASET UNTUK MASA DEPAN.
Mereka mengira diri mereka adalah robot dengan batery yang tidak ada matinya, bisa bekerja selamanya. Apakah Anda mengenal satu orang saja yang seperti ini? Disela-sela kesibukan Bapak dan Ibu jangan lupa untuk menyelesaikan materi” yang luar biasa ini. Anda akan gagal dalam grup bimbingan ini jika tidak menyelesaikan materi dengan tuntas.